Lembah Harau dan Segala Keindahan Alamnya yang Memukau

Salah satu keindahan alam di Lembah Harau dengan nuansa perkampungan yang alami


Bahkan, wisatawan mancanegara ikut menikmati sensasi makan di pematang sawah. Memupuk kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan potensi wisata menjadikan Lembah Harau asyik dan nyaman untuk dikunjungi. Keramahan serta alam perkampungan yang begitu alami menjadi daya tarik tersendiri.

Wisatawan mancanegara menikmati sensai makan di pematang Sawah di Lembah Harau

Hamparan sawah bagaikan permadani hijau di sisi kiri dan kanan ketika kita mulai masuk kawasan Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Dihiasi dinding batu bertingkat menjulang tinggi. Sekitar satu kilometer berjalan, kita akan melihat gerbang dengan tulisan ‘Selamat Datang di Lembah Harau’, beberapa orang pemuda berdiri di gapura tersebut, menjual tiket masuk ke Lembah Harau dengan harga Rp5.000 per orang.

Bentang alam unik terbentuk dari pertemuan Lempeng Austronesia dengan Lempeng Eurasia yang saling mendesak. Desakan tersebut menyebabkan terjadinya patahan besar yang berjajar di ujung selatan Pulau Sumatera. Akibat proses pengangkatan lempeng yang diiringi proses erosi, terbentuk tebing-tebing tinggi sekaligus daerah yang datar.

Adanya proses ini terlihat dari batuan penyusun tebing. Tebing-tebing di Harau ini tersusun atas endapan dataran rendah yang sekarang telah menjadi bukit yang menjulang tinggi. Selain itu, ditemukan pula batuan yang mengandung fosil lingkungan laut yang menunjukkan bahwa dahulu daerah ini ada di lingkungan laut. Dari penelitian tim geologi Jerman tahun 1980, diketahui batuan di perbukitan Lembah Harau berjenis batuan breksi dan konglomerat yang merupakan jenis bebatuan yang pada umumnya terdapat di dasar laut. (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Lembah_Harau)

Hamparan sawah dan tebing bantu yang menjulang tinggi mengelilingi Lembah Harau

Udara sejuk, pemandangan diapit perbukitan batu terjal dengan ketinggian 100-200 meter serta beberapa bangunan kayu dengan desain khas Minangkabau menambah keindahan perjalanan di gerbang Lembah Harau. Bangunan tersebut sengaja dibangun sebagai homestay oleh masayarakat sekitar.

Di ujung jalan, kita akan berhadapan dengan perbukitan batu dan pertigaan jalan. Pilih kiri atau kanan, segala keindahan Lembah Harau dapat dinikmati. Lembah Harau memiliki tujuh air terjun, namun ada empat air terjun yang cukup dikenal dan kerap menjadi objek tujuan kita. Bagian kiri, kita menuju Sarasah Aka Barayun dan juga Sarasah Luluih. Jika memilih jalan kanan, maka akan bertemu Sarasah Bunta, Sarasah Murai dan Sarasah Aia Angek dengan lokasi berdekatan. Sarasah adalah penamaan air terjun oleh masyarakat sekitar, jadi boleh menyebutnya air terjun atau sarasah.

Perjalanan kiri atau kanan sama memiliki keindahannya masing-masing. Kita akan melewati jalan tepat di bawah perbukitan batu terjal.

Bagian kiri, sebelum sampai ke Sarasah Aka Barayun, kita akan melihat pondok-pondok kecil yang dibangun di sisi kiri, serta arena berkuda dan rindangnya pepohonan yang menutupi pondok-pondok tersebut. Pondok itu merupakan homestay bagi kita yang ingin bermalam di Lembah Harau. Selain itu, juga disediakan lapangan terbuka, jika ingin mendirikan tenda.

Kebanyakan, arena bermaian di Lembah Harau di kelola masyarakat sekitar. Seperti arena berkuda dan tempat selfi di rumah burung, contohnya. Selain itu, juga terdapat sebuah bendungan melingkar yang digunakan sebagai wisata bersampan (perahu).

Reno Arison (34) seorang pengelola arena berkuda dan tempat selfi rumah burung mengatakan arena bermain yang ia bangun merupakan usaha keluarga. “Kita punya tanah di sini, sayang jika tidak dimanfaatkan,” ujarnya.

Biaya untuk berkuda satu putaran, kita hanya membayar Rp15.000, sedangkan untuk berswafoto di rumah burung, Reno tidak menetapkan harganya. Kita hanya cukup membayar ala kadarnya saja.

Berfoto di Rumah Burung dengan latar tebing batu yang menjulang tinggi

Selain lokasi berkuda dan rumah burung, jika terus menelusuri jalan tersebut, kita akan bertemu perkampungan warga. Pemandangannya lebih indah dari apa yang dibayangkan ketika mulai masuk ke kawasan Lembah Harau.

Dari kejauahan terlihat air terjun yang berada diatas perbukitan, namanaya Sarasah Aia Luluih. Menurut warga setempat, penamaan air terjun tersebut dengan Srasah Aia Luluih karena air terjun tersebut langsung jatuh ke celah-celah bebatuan dan menghilang. Makanya dinamai Sarasah Aia Luluih atau hilang.

Lokasi ini lebih sejuk. Aktivitas warga yang melintas menggunakan sepeda ataupun mengembala sapi dan kerbau serta menjaga padi dari serangan burung pipit membuat suasana perkampungan itu terasa lebih alami.

Tidak hanya itu saja, jika kembali lagi ke pertigaan jalan awal dan memilih jalur kanan, kita akan bertemu kanal yang dibuat melingkar di sebuah taman, kanalnya dibangun menyerupai kanal-kanal di Amsterdam. Kanal tersebut dibuat dengan memanfaatkan aliran air terjun yang ada di Lembah Harau.

Di kanal tersebut disediakan belasan perahu yang dicat berwarna warni untuk disewakan kepada pengunjung yang ingin berperahu sambil menikmati keindahan Lembah Harau. Perahu tersebut berkapasitas 3-4 orang. Kita dikenai biaya Rp15 ribu untuk satu perahu.

Lembah Harau terletak di Nagari Harau, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Letaknya berada disamping pusat kota Kabupaten Lima Puluh Kota, Sarilamak.

Lembah Harau berjarak 138 km dari Padang, 47 km dari Bukittinggi dan 2 km dari pusat Kota Lima Puluh Kota. Lembah Harau dapat ditempuh menggunakan kendaraaan roda empat, dengan kondisi jalan umumnya beraspal.

Pengunjung menikmati Wisata Sampan (perahu) di Lembah Harau

Kali ini, sampai di sini dulu sekilas cerita kita tentang Lembah Harau, lain kesempatan akan disambung kembali, karena masih banyak keindahan alam serta arena bermain di Lembah Harau ini. Jika ingin mengajak keluarga untuk liburan, silahkan kunjungi Lembah Harau, budget yang dibutuhkan juga tidak terlalu merobek kantong.

Nanti, kita sambung lagi cerita tentang keindahan potensi wisata air terjun di Lembah Harau ini dan juga cerita selama perjalanan mengunjungi Lembah Harau ketika acara Pasa Harau dilakasanakan serta bagaiamana masyarakat Lembah Harau mengelola potensi wisata yang mereka miliki. (*)

Bersambung...

Posting Komentar

0 Komentar