Seorang nelayan dengan baground Singapura |
Berdiri di atas dermaga
bergoyang, Belakang Padang memandang Singapura yang dibatasi selat. Matahari
semakin terbenam, terlihat beberapa orang tergesa-gesa menuju loket untuk
membeli tiket agar dapat kembali ke Sekupang hari itu. Seorang pemuda berdiri
di samping loket kecil tersebut dan meneriakan “Yang mau pulang, cepat ambil
tiket untuk menyeberang,”.
Saat itu, memang hanya
tinggal perahu terkahir yang menanti penumpang untuk menyeberang. Jika tidak
bergegas, hanya esok pagi Selat Singapura dapat diseberangi.
Ikut dalam antrian,
lalu membayar Rp15.000 per tiket (Harga tiket untuk menyeberang Pelabuhan
Pancung, Sekupang-Belakang Padang). Sebelum perahu atau yang dikenal dengan
nama Pancung oleh masyarakat sekitar berlayar, saya sempatkan dulu untuk
menikmati indahnya Singapura dari Belakang Padang tersebut.
Tidak perlu berjalan
jauh, senja di dermaga cukup memberikan keindahan Singapura yang dibatas selat tersebut.
Gedung-gedung tinggi milik Singapura terlihat begitu menawan. Bagunan dengan
desain kapal terdampar di diatasnya terlihat begitu jelas serta di sebelah kiri
bangunan itu, gedung-gedung tinggi tersusun rapi.
Tidak lama kemudian,
saya bersama tujuh orang penumpang lain beranjak ke perahu, mesin dihidupkan,
lalu kami melaju menyusuri Selat Singapura dan meninggalkan Belakang Padang,
meninggalakan tulisan Pulau Penawar Rindu yang berada di tembok bagian depan
Kecamatan Belakang Padang saat memasuki dermaga.
Sedikit mengupas
tentang Belakang Padang, ternyata pulau tersebut dahulunya merupakan pusat
kecamatan pulau-pulai kecil yang ada di sekitaran Batam. Berdasarkan data
kecamatan dalam angka, wilayah Kecamatan Belakang Padang mencakup kurang lebih
108 pulau yang terdiri dari 43 pulau berpenghuni dan 65 pulau tidak
berpenghuni.
Peraturan Pemerintah
Nomor 34 tahun 1983 tanggal 24 Desember 1983, wilayah kecamatan dipecah menjadi
tiga bagian Kecamatan yaitu; Kecamatan Batam Barat, Kecamatan Batam Timur dan
Kecamatan Belakang Padang sendiri.
Sesuai Peraturan Daerah
Kota Batam Nomor 4 Tahun 2002 tentang perubahan status Desa menjadi Kelurahan
(Lembaran Daerah Kota Batam tahun 2002 Nomor 20 Seri D), Desa di Kecamatan
Belakang Padang statusnya diubah menjadi kelurahan yaitu Kelurahan Belakang
Padang, Kelurahan Pulau Terong, Kelurahan Pecong, Kelurahan Kasu dan Kelurahan
Pemping.
Nelayan Belakang Padang bersandar di Dermaga Belakang Padang |
Kemudian berdasarkan
Perda Kota Batam Nomor 2 tahun 2005, tentang pemekaran, perubahan dan pembentukan
kecamatan dan kelurahan dalam daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam
tahun 2005 Nomor 65 Seri E), Belakang Padang mengalami perubahan pada tingkat
Pemerintahan Kelurahan, yang terdiri dari; Kelurahan Sekanak Raya, Kelurahan
Tanjung Sari, Kelurahan Pulau Terong, Kelurahan Pemping, Kelurahan Kasu dan
Kelurahan Pecong.
Kecamatan Belakang
Padang Memiliki luas laut lebih besar dari daratan dengan luas daratan 69,12
KM2 dan luas lautan 512,428 KM2 (Bidang Pemutaran Dasar Rupabumi –PDRTR-
Bakosurtanal TA 2006).
Bertamu
di Pulau Penawar Rindu
Berkunjung ke Kecamatan
Belakang Padang atau yang disebut Pulau Penawar Rindu tidak akan membuat jemu.
Selain masyarakat sekitar yang ramah, beberapa destinasi wisata sangat mudah
untuk kita jangkau, meskipun belum tergarap sepenuhnya. Namun, persoalan
keindahan Belakang Padang memilkinya segudang.
Mengelilingi Pulau
Penawar Rindu, wisatawan tidak perlu ragu. Deretan Becak Sepeda tersusun rapi
di depan pintu gerbang dermaga. Tinggal pilih dan wisatawan mencocokan harga
dengan pengendara.
Menggunakan Becak
Sepeda tersbut, dengan waktu 2 jam, kita sudah dapat mengelilingi Pulau Penawar
Rindu. Rumah kayu khas melayu yang dicat berwarna warni siap menanti, selain
itu rumah-rumah nelayan yang menjorok ke laut semakin memberikan keindahan
tersendiri.
Tidak hanya itu,
beragam bangunan tua yang ada di sana masih terjaga. Seperti Vhira Dharma
Bakti, bangunan tersebut didirikan zaman penjajahan, tahun 1990-an. Berawal
dari kedatangan Belanda di Kepulauan Riau, Vihara Dharma Bakti dibangun atas
dasar tuntutan masyarakat untuk mendirikan sebuah tempat ibadah golongan Buddhist.
Sampai saat ini, Vihara Dharma Bakti masih sering dikunjungi, baik dari
Belakang Padang sendiri atapun orang-orang dari Batam untuk beribadah.
Selain itu, Belakang
Padang juga memiliki Rumah Kerang. Yaitu tempat memproduksi kerajinan tangan
berbahan dasar kerang. Cangkang kerang atau yang biasa disebut Gonggong dapat
dikreasikan menjadi berbagai bentuk kerajinan, seperti vas bunga, miniatur
buah, karangan bunga, gantungan kunci dan lain sebagainya. Rumah Kerang
tersebut beralamat di Kampung Jawa, Kelurahan Sekanak Raya.
Pesona Pulau Penawar
Rindu tidak hanya sampai disana, pasir putih dan hamparan selat di sekeliling
pulau akan menambah keindahan Belakang Padang. Karena pulau tersebut diapit
oleh Selat Malaka dan Selat Singapura.
Dari sekian banyak keidahan
yang ditawarkan Belakang Padang, cerita yang cukup menarik yaitu ketika
kehabisan uang cash. Saat itu saya
cukup khawatir juga, sejauh perjalanan yang ditempuh, tidak ada satupun ATM
yang saya lihat.
Uang di saku semakin
habis dan menipis, lalu saya kembali ke dermaga. Setelah membayar sewa Becak
Sepeda, saya masuk ke sebuah toko harian, isinya lumyan lengkap. Kepada penjual
yang sekaligus pemilik toko, saya bertanya dimana ada ATM di daerah tersebut.
Dan pemilik toko itu menguarkan mesin gesek yang
biasa kita temui saat berbelanja di toko-toko besar.
“Di
sini tidak ada ATM, gunkan saja mesin ini,” katanya.
Fantasy Island, salah satu destinasi wisata di daerah itu dilihat dari kantor Camat Belakang Padang |
Lalu,
saya menggesek ATM di mesin tersebut serta memasukkan Personal Identification Number (PIN), lalu menyebutkan jumlah
nominal yang saya butuhkan. Pemilik toko memberikan uang cash sejumlah yang saya sebutkan, dan meminta imbalan atas jasa
tersebut Rp10.000,-.
Jadi,
ketika berkunjung ke Belakang Padang dan kehabisan uang, jangan pernah mencari
mesin ATM di sana, karean memang tidak akan ditemukan. Datangi saja toko-toko
yang cukup besar. Biasanya mereka menyediakan mesin gesek sebagai pengganti ATM.
Kuliner di Pulau Penawar Rindu
Berbicara
soal kuliner memang bikin lapar dan penasaran. Kuliner di Pulau Penawar Rindu
memiliki banyak pilihan dan beragam, untuk makanan ciri khas Belakang Padang
yaitu Mie Lendir dan Prata. Makanan tersebut sangat mudah ditemui di lokasi
tersebut.
Selin
itu, bagi witawan pencinta Sea Food,
di sinilah tempatnya. Beragam makanan Sea Food dapat anda jumpai di Belakang
Padang, mulai dari Sotong (cumi-cumi) hingga Kerang yang dikenal oleh
masyarakat sekitar dengan nama Gonggong.
Lokasi
untuk menyantap hidangan di sana juga banyak tempat menarik, seperti di
Langlang Laut atau yang lebih dikenal di tepi Laut. Sambil menikamti makanan
yang dihidangkan, kita juga mendapatkan pemandangan yang bagus.
Transportasi di Pulau Penawar Rindu
Dermaga Pulau Penawar Rindu, Belakang Padang, Batam |
Meski
masyarakat Belakang Padang sebahagian besar telah memiliki Sepeda Motor, namun
penyewa Becak Sepeda masih masih menjadi pilihan utama. Selain harga murah,
sensasi naik Becak Sepeda mengelilingi Belakang Padang lebih seru.
Bagi
wisatawan yang ingin berkunjung ke Belakang Padang, dapat menaiki Perahu di
dermaga Pancung, Sekupang. Cukup membayar Rp15.000 untuk satu kali menyeberang
dengan estimasi waktu 20 menit. Sesampai di Belakang Padang, anda dapat menyewa
Becak Sepeda, untuk harga silahkan negosiasi dengan pengendaranya.
0 Komentar